Liburan kali ini aku memang bertekad untuk membeli kamera dslr setelah melihat harga-harganya di internet, yah, lumayan sekitar 2jt.an lebih. Karena dalam perkuliahanku ada beberapa mata kuliah fotografi sekalian ngasah kemampuan juga hobi yang (mungkin) bisa berhasil. Ternyata kalau dari tokonya langsung paling rendah itu 4 jt.an lebih, maklum kurang percaya sama online shop yang katanya banyak tipu-tipunya. Sebenarnya keinginanku ini sangat berat kalau dipertimbangkan, pasalnya aku nggak punya uang segede itu, ya jelas orang tuaku yang bayarin, haduh, betapa nggak enaknya aku, masih saja morotin orang tua, meskipun aku ikut patungan, tapi nggak seberapa. Jadi setelah jum'atan tadi, aku sama bapakku pergi ke toko yang jual kamera, toko ini termasuk satu-satunya yang ada dalam kota, pas nyampe sih, begitu excited karena liat beberapa merk kamera di etalase, eh,eh, ternyata pas tanya sama penjaganya, karena Canon yang paling murah itu yang 1100D ya itu, 4jt lebih. Tidak! aku nggak tega duit sebegitu banyaknya melayang. Pikiran dan keinginanku terus berkecamuk, bertanya-tanya juga kebingungan.
Awalnya, kami menolak dengan modus cari toko lain, tapi kan udah kusebutin tadi, toko itu satu-satunya dan waktu itu aku nggak tau. Yaudah, kami kembali ke toko tersebut dengan laga-laga menawar, eh, si embak nggak mau juga nurunin harga. Oke, kami tinggal sebentar, kemudian dateng ada mas-mas sama ibuknya kayaknya, ia juga pengen beli kamera yang ada lensanya, maksudnya kamera dslr, sepertinya bukan aku saja yang pergi ke tokoh (masih) sama orang tua, dia juga. Hello, aku ini umur berapa ya, udah kuliah lho, sadarlah. Tapi, gimana lagi emang akunya yang begini. Lanjut, ke transaksi, akhirnya, kami sepakat untuk membelinya dengat sangat sangat sekali berat hatiku, tapi entah apa yang ada dalam pikiran bapakku. Unpacking, kemudian mencoba-coba, cocok dah ini kamera. Dan deal, terbeli sudah, uang gede melayang dalam waktu beberapa detik. Haduh, bapak maafin aku ya, udah ngerepotin banget, sambil nangis nyesek-nyesek dalam hati, lagian cuaca mendukung kok, hujan gerimis saat perjalanan pulang. Aku pulang-pulang nggak seneng, malah masang wajah muram, pasti ibuk dan kakakku kecewa karena ke-egoisanku. Itu duit kan berharga banget. Tapi, sudahlah, sudah jadi bubur plus gula merah, aku aka berusaha sak pol kemampuan menggunakan kamera untuk tujuan yang baik, lebih-lebih kalo bisa menghasilka profit, amin.
Inilah dia Canon EOS 1100D....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar