Padahal sebelumnya aku sudah merasa ‘sedikit’ bosan dengan kehidupanku yang super ordinary, tapi kenapa saat aku pindah ke tempat menuntut ilmu selanjutnya yang jauh dari rumah, aku merasa ‘sedikit’ berat. Mungkin teman-temanku juga berpikir sama. Perubahan. Itulah yang harus segera diterima. Life is change, eh chance. Sampai tua pun, manusia bakal terus berubah seiring bertambahnya usia. Kita nggak bakalan stuck gini-gini terus, ingat manusia buka mahluk yang abadi. Sebaiknya segera berpikir dewasa untuk menghadapi ini semuanya.
Sekarang, tempat tinggalku malah nggak unik, bukan di sekolah lagi tapi di kosan, tempat yang biasanya anak-anak mahasiswa tinggal. Banyak sekali yang perlu diubah (taulah, pasti udah pada ngerti semua). Kehidupan sehari-hari yang berdeda, orang-orang asing yang belum dikenal, lingkungan baru yang belum sepenuhnya kuingat, semuanya sangat jauh dari kehidupan sebelumnya. Aku jadi berasa seperti Vira, tokoh novelku yang penuh penolakan dengan perubahan, tetapi terus berangsur untuk menerima yang telah ada. Bismilah… aku pasti bisa.
Semarang. Inilah tempatku sekarang, satu kata yang cocok untuk menggambarkan sang Semarang yaitu, panas. Gile, kapanpun waktunya, nggak siang maupun pagi, panasnya, hadah… habis mandi pun serasa keringet keluar lagi ga abis-abis. Padahal tempatku sebelumnya nggak gitu-gitu amat lah.
Entah kenapa disini serasa tidak tenang, tak seperti di rumah. Semuanya ditanggung sendiri. Maklum aku memang anak rumahan. Home sick.
Tapi yang terpenting adalah mengingat terus bahwa semuanya adalah tahap belajar, ada saatnya nanti mendapatkan apa yang diinginkan. Semoga aku dapat cepat beradaptasi dan melaksanakan proses belajar ini dengan baik. I want to get my smile soon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar